Jumat, 14 November 2014

Penalaran Deduktif

Bahasa Indonesia
“Penalaran Deduktif”
Anggota               : Tiara Putri Anggraini                    17112376
                                Widya Nurfitriyani                        17112697
                                Universitas Gunadarma
Penalaran Deduktif......
Penalaran deduktif merupakan metode untuk menarik kesimpulan dengan menghubungkan data-data yang bersifat umum, kemudian dijadikan suatu simpulan atau fakta yang khusus.
Bentuk Penalaran Deduktif
-SILOGISME-      : Silogisme adalah bentuk, cara berpikir  atau menarik simpulan yang terdiri atas                                                premis umum, premis khusus, dan  simpulan.
-ENTIMEN-         : Praktek nyata berbahasa dengan pola silogisme memang jarang dijumpai  dalam kehidupan sehari-hari, baik tulisan maupun lisan.
-Silogisme-
                Silogisme merupakan suatu cara pernalaran yang formal. Namun, bentuk pernalaran ini jarang dilakukan dalam komunikasi sehari-hari.
                Silogisme terdiri dari       :
1.       Silogisme Kategorial
Silogisme yang semua proposisinya merupakan katagorik. Proposisi yang mendukung silogisme disebut dengan premis yang kemudian dapat dibedakan dengan premis mayor (premis yang termnya menjadi predikat), dan premis minor (premis yang termnya menjadi subjek). Yang menghubungkan diantara kedua premis tersebut adalah term penengah (middle term).
       Contoh:
Premis mayor = Semua makhluk hidup membutuhkanoksigen.
                                        (Middle term)       (Predikat)
Premis minor = Manusia adalah makhluk hidup.
                            (Subjek)             (Middle term)
Simpulan = Manusia membutuhkan oksigen.
                     (Subjek)  (Predikat)
2.       Silogisme Hipotesis
Silogisme hipotetis adalah argumen yang premis mayornya berupa proposisi hipotetik, sedangkan premis minornya adalah proposisi katagorik.
Macam-Macam tipe Silogisme hipotesis :
·        Premis minornya mengakui bagian antecedent.
Contoh :
Jika hujan, saya naik becak.
Sekarang hujan.
Jadi saya naik becak.
·        Premis minornya mengakui bagian konsekuennya.
Contoh :
Bila hujan, bumi akan basah.
Sekarang bumi telah basah.
Jadi hujan telah turun.
·        Premis minornya mengingkari antecedent.
Contoh :
Jika politik pemerintah dilaksanakan dengan paksa, maka kegelisahan akan timbul.
Politik pemerintahan tidak dilaksanakan dengan paksa.
Jadi kegelisahan tidak akan timbul.
 
·        Premis minornya mengingkari bagian konsekuennya.
Contoh :
Bila mahasiswa turun ke jalanan, pihak penguasa akan gelisah.
Pihak penguasa tidak gelisah.
Jadi mahasiswa tidak turun ke jalanan.
3.       Silogisme Disjungtif
Silogisme yang premis mayornya keputusan disjungtif sedangkan premis minornya kategorik yang mengakui atau mengingkari salah satu alternatif yang disebut oleh premis mayor.
Hukum-hukum Silogisme Disjungtif:
1.       Silogisme disjungtif dalam arti sempit
Konklusi yang dihasilkan selalu benar, apabila prosedur penyimpulannya valid.
Contoh :
Hasan berbaju putih atau tidak putih.
Ternyata berbaju putih.
Jadi ia bukan tidak berbaju putih.
2.       Silogisme disjungtif dalam arti luas
a.       Bila premis minor mengakui salah satu alterna konklusinya sah (benar).
Contoh         :
Budi menjadi guru atau pelaut.
la adalah guru.
Jadi Budi bukan pelaut.
b.      Bila premis minor mengingkari salah satu alterna konklusinya tidak sah (salah).
Contoh         :
Penjahat itu lari ke Solo atau ke Yogya.
Ternyata tidak lari ke Yogya.
Jadi ia lari ke Solo. (Bisa jadi ia lari ke kota lain).
-Entimen-
                Di dalam entimen salah satu premisnya dihilangkan atau tidak diucapkan karena sudah sama-sama diketahui.
Contoh :
Menipu adalah dosa karena merugikan orang lain.
Kalimat di atas dapat dipenggal menjadi 2 bagian :
·        Menipu adalah dosa. >> Kesimpulan
·        Karena (menipu) merugikan orang lain. >> Premis Minor, karena bersifat khusus.
Perlu diketahui beberapa istilah berikut:
       Proposisi                     : Kalimat logika yang merupakan pernyataan tentang hubungan antara
dua atau beberapa hal yang dapat dinilai benar atau salah.  
       Term                             : Suatu kata atau kelompok kata yang menempati fungsi subjek (S) atau
predikat (P).  
       Term minor                                : Subjek pada simpulan.
       Term menengah      : Menghubungkan term mayor dengan term minor dan tidak boleh
terdapat pada simpulan.
Sumber : http://rarapsp.blogspot.com/2013/10/penalaran-deduktif-silogisme-entimen.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar